4/13/2014

Inteligensi


 "Inteligensi atau Intelegensi?" Apapun itu, kali ini saya mau share sedikit tentang Inteligensi.

Beberapa pakar mendeskripsikan inteligensi sebagai keahlian untuk memecahkan masalah (problem-solving). Yang lainnya mendeskripsikannya sebagai kemampuan untuk beradaptasi dan belajar dari pengalaman hidup sehari-hari. Dengan mengkombinasikan ide-ide ini dapat disusun definisi inteligensi. Inteligensi adalah keahlian memecahkan masalah dan kemampuan untuk beradaptasi pada, dan belajar dari pengalaman hidup sehari-hari.

Tes Inteligensi Individu 

Tes Binet. Dikemukakan oleh Alfred Binet. Tes ini disebut Skala 1905.Tes ini terdiri dari 30 pertanyaan, mulai dari kemampuan untuk menyentuh telinga hingga kemampuan untuk menggambar desain berdasarkan ingatan dan mendefinisikan konsep abstrak. Binet mengembangkan konsep Mental Age (MA) atau usia mental, yakni level perkembangan mental individu yang berkaitan dengan perkembangan lain.Tak lama kemudian William Stern menciptakan konsep Intelligence Quotient (IQ), yaitu usia mental seseorang dibagi dengan usia kronologis (chronological age-CA), dikalikan 100. Jadi rumusnya, IQ=MA/CA x 100. Tes Binet direvisi berkali-kali. Revisi-revisi ini disebut tes Stanford-Binet sebab revisi itu dilakukan di Stanford University. Edisi keempat tes Stanford-Binet pada tahun 1985. Penambahan penting adalah analisis respons individual dari segi empat fungsi: penalaran verbal, penalaran kuantitatif, penalaran visual abstrak, dan memori jangka panjang. 
Skala Wechsler. Dikembangkan oleh David Wechsler. Mencakup Wechsler Preschool and Primary Scale of Intelligence-Revised (WPPSI-R) menguji anak usia 4 - 6½ tahun; Wechsler Intelligence Scale for Children-Revised (WISC-R) menguji anak dan remaja (6 – 16 tahun); Wechsler Adult Intelligence Scale-Revised (WAIS-R).

Tes Individual vs Tes Kelompok

Tes Stanford-Binet dan Test Wechsler dilakukan berdasarkan basis individual
Lorge-Thorndike Intelligence Tests, Kuhlman-Anderson Intelligence Tests, dan Otis-Lennon School Mental Abilities Tests mencakup tes inteligensi kelompok.
Tes kelompok lebih nyaman dan ekonomis, tetapi punya sejumlah kekurangan (kurang kesempatan untuk menyusun laporan; gangguan dari murid lain). Tes inteligensi kelompok harus selalu dilengkapi dengan informasi relevan lain saat akan membuat keputusan.

Teori Multiple Intelligences

Binet dan Stern memfokuskan pada konsep inteligensi umum.
Wechsler mendeskripsikan inteligensi umum, inteligensi verbal spesifik, dan inteligensi kinerja seseorang.
Charles Spearman mengatakan bahwa orang punya inteligensi umum (g) dan tipe intelihensi spesifik (s).
L.L. Thurstone mengatakan bahwa orang mempunyai 7 kemampuan intelektual spesifik (kemampuan primer): pemahaman verbal, kemampuan angka, kefasihan kata, visualisasi spasial, memori asosiatif, penalaran, dan kecepatan persepsi.
Teori Triarkis Sternberg. Dikemukakan oleh Robert J. Sternberg. Inteligensi muncul dalam bentuk: inteligensi analitis (kemampuan untuk menganalisis, menilai, mengevaluasi, membandingkan, dan mempertentangkan),  inteligensi kreatif (kemampuan untuk mencipta, mendesain, menciptakan, menemukan, dan mengimajinasikan), inteligensi praktis (kemampuan untuk menggunakan, mengaplikasikan, mengimplementasikan, dan mempraktikkan).
8 Kerangka Pikiran Gardner. Dikemukakan oleh Howard Gardner. Banyak tipe inteligensi spesifik atau kerangka pikiran.
Keahlian verbal (kemampuan untuk berpikir dnegan kata dan menggunakan bahasa untuk mengekspresikan makna)
Keahlian matematika (kemampuan untuk menyelesaikan operasi matematika)
Keahlian spasial (kemampuan untuk berpikir tiga dimensi)
Keahlian tubuh-kinestetik (kemampuan untuk memanipulasi objek dan cerdas dalam hal-hal fisik)
Keahlian musik (sensitif terhadap nada, melodi, irama, dan suara)
Keahlian intrapersonal (kemampuan untuk memahami diri sendiri dan menata kehidupan dirinya secara efektif)
Keahlian interpersonal (kemmapuan untuk memahami dan berinteraksi secara efektif dengan orang lain)
Keahlian Naturalis (kemampuan untuk mengamati pola-pola di alam dan memahami sistem alam dan sistem buatan manusia)
Emotional Intelligence. Didefinisikan oleh Peter Salovy dan John Mayer (1990). Sebagai kemampuan untuk memonitor perasaan diri sendiri dan perasaan serta emosi orang lain, kemampuan untuk membedakannya dan kemampuan untuk menggunakan informasi ini untuk memandu pikiran dan tindakan.
Menurut Daniel Goleman (1995), emotional intelligence terdiri dari 4 area:
Developing emotional awareness
Managing emotions
Reading emotions
Handling relationships

Tidak ada komentar:

Posting Komentar