Manajemen kelas yang efektif akan memaksimalkan kesempatan
pembelajaran murid. Pengelolaan kelas merupakan kegiatan untuk menciptakan dan
mempertahankan kondisi yang optimal bagi terjadinya proses belajar efektif di
dalam kelas.
Walter Doyle (1986) mendeskripsikan enam karakteristik yang
merefleksikan kompleksitas kelas dan potensi problem:
1. Multi-dimensionalitas
2. Aktivitas simultan yang sedang berjalan
3. Kejadian yang terjadi dengan cepat
4. Kejadian yang sering tidak terduga
5. Kurangnya privasi
6. Sejarah
kelas
Kelas yang ramai dan kompleks dapat menimbulkan kekacauan
dan masalah jika kelas tidak dikelola dengan efektif.
1. Membangun ekspektasi untuk perilaku dan menghilangkan
ketidakpastian
2. Memastikan murid merasakan pengalaman kesuksesan
3. Selalu siap dan dapat dijangkau
4. Selalu bertugas
1. Mengurangi kepadatan di area yang menjadi tempat lalu-lalang
2. Memastikan anda (guru) bisa melihat semua murid dengan
mudah
3. Materi yang sering dipakai dan perlengkapan murid harus
mudah diakses
4. Memastikan agar semua murid dapat melihat presentasi
kelas
Gaya penataan kelas antara lain:
1. Gaya auditorium: Gaya susunan kelas di mana semua murid
duduk menghadap guru
2. Gaya tatap muka: Gaya susunan kelas di mana murid saling
menghadap
3. Gaya off-set: Gaya susunan kelas di mana sejumlah murid (biasanya
tiga atau empat anak) duduk di bangku, tetapi tidak duduk berhadapan langsung
satu sama lain
4. Gaya seminar: Gaya susunan kelas di mana sejumlah besar
murid (sepuluh atau lebih) berbentuk lingkaran, atau persegi, atau bentuk U
5. Gaya klaster (cluster):
Gaya susunan kelas di mana sejumlah murid (biasanya empat sampai delapan anak)
bekerja dalam kelompok kecil
Menciptakan lingkungan kelas yang positif untuk pembelajaran
Menciptakan lingkungan kelas yang positif untuk pembelajaran
1. Menggunakan
gaya otoritatif. Gaya manajemen kelas otoritatif, akan mendorong murid untuk
menjadi pemikir yang independen dan pelaku yang independen tetapi srategi ini
masih menggunakan sedikit monitoring murid. Gaya manajemen kelas otoritarian,
fokus utamanya adalah menjaga ketertiban di kelas bukan pada pengajaran dan
pembelajaran, murid cenderung pasif tidak mau membuat inisiatif aktivitas dan
memiliki keterampilan komunikasi yang buruk. Gaya manajemen kelas yang
permisif, memberi banyak otonomi pada murid tapi tidak memberi banyak dukungan
untuk pengembangan keahlian pembelajaran atau pengelolaan perilaku mereka,
murid cenderung punya keahlian akademik yang tidak memadai dan kontrol diri
yang rendah.
2. Mengelola aktivitas
kelas secara efektif. Kounin mengungkapkan karakteristik lain yang berhubungan
dengan manajemen kelas yang efektif: withitness,
mengatasi situasi yang tumpang-tindih, menjaga kelancaran dan kontinuitas
pelajaran, dan melibatkan murid dalam berbagai aktivitas yang menantang.
3. Membuat,
mengajarkan dan mempertahankan aturan dan prosedur. Bedakan antara aturan dan prosedur dan
pertimbangkan kemungkinan yang tepat untuk melibatkan murid dalam membuat
aturan. Aturan kelas harus: masuk akal dan perlu, jelas dan dapan dipahami,
konsisten dengan tujuan instruksional dan pembelajaran, dan kompatibel dengan
aturan sekolah.
4. Mengajak murid
untuk bekerja sama. Agar murid mau bekerja sama maka diperlukan: pengembangan
hubungan positif dengan murid, mengajak murid berbagi dan mengemban tanggung
jawab,memberi imbalan pada perilaku yang sangat tepat.
Mengelola kelas dan memecahkan konflik secara konstruktif
membutuhkan keterampilan komunikasi yang baik. Tiga aspek utama dari komunikasi
adalah: keterampilan berbicara, mendengar dan komunikasi nonverbal.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar